Ekonomi merupakan faktor penting dalam
kehidupan terutama bagi masyarakat di pedesaan. Hal ini membuat para mahasiswa Fakultas Dakwah IPMAFA tergerak untuk membangun
kesejahteraan masyarakat di desa. Ketika nanti sudah terjun di masyarakat nanti,
harapannya mampu membuat lapangan kerja untuk masyarakat. Jadi ilmu yang
diperoleh berupa teori-teori di bangku kuliah dapat diterapkan secara nyata
pada masyarakat. Demikian lah diskusi yang dilaksanakan mahasiswa Fak. Dakwah
Ipmafa Kamis 4 Pebruari kemarin.
Diskusi yang didampingi Faiz Aminuddin, Kaprodi PMI ini menguraikan pandangan seorang pakar ekonomi Sumitro Djojohadikusumo (1995) yang
mengatakan bahwa terdapat 4 pola kemiskinan dalam masyarakat, yaitu:
1. Persistent
poverty,
yaitu suatu kemiskinan yang diakibatkan oleh sumber daya alam yang tidak
memadai atau kemiskinan yang sudah turun-menurun. Contoh kemiskinan ini seperti keadaan terisolasi dari sumber makanan, seperti yang dialami oleh saudara-saudara Muslim di Palestina. Mereka harus bersusah payah untuk mendapatkan makanan karena semua akses bantuan yang diberikan oleh negara tetangga ditutup.
2. Cyclical
poverty,
yaitu kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan seperti krisis ekonomi yang disebabkan oleh sistem kapitalis dalam suatu negara sehingga berdampak pada kondisi perekonomian para pengusaha
seperti yang terjadi di Amerika.
3. Seasonal
poverty,
yaitu kemiskinan musiman seperti yang terjadi pada kasus nelayan dan petani tanaman
pangan. Kemiskinan ini seperti yang dialami para petani Rajungan di Tayu yang mata
pencariannya hanya mengandalkan hasil panen dari rajungan. Jika musimnya selesai, mereka tidak mendapat masukan penghasilan secara pasti dan akhirnya mereka terpaksa merantau untuk
mendapatkan penghasilan lainnya.
4. Accidental poverty,
yaitu kemiskinan yang disebabkan bencana alam atau dampak dari suatu
kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat.
Lebih lanjut dalam diskusi ini menyoroti proses pengembangan masyarakat yang ada dinilai mengalami banyak kegagalan. Ini karena
program penanggulangan masyarakat tidak terselesaikan secara benar dan tidak
kontinu dijalankan oleh penerus program. Mereka sering membuat sebuah inovasi program
baru yang dimulai dari awal atau nol.
Kemudian faktor kegagalan yang paling utama dalam pengentasan dan pengembangan masyarakat ada dua (2), yaitu pertama, tidak terencananya secara jangka panjang dari program yang telah dibuat dan dijalankan dan kedua, kurangnya pemahaman tentang penyebab kemiskinan.
Kemudian faktor kegagalan yang paling utama dalam pengentasan dan pengembangan masyarakat ada dua (2), yaitu pertama, tidak terencananya secara jangka panjang dari program yang telah dibuat dan dijalankan dan kedua, kurangnya pemahaman tentang penyebab kemiskinan.
Oleh karena itu, forum diskusi ini berkesimpulan bahwa kunci paling utama dalam mengentaskan kemiskinan adalah harus mengetahui akar-akar dari permasalahan yang dialami masyarakat. Kemudian juga harus mampu memberikan pengaruh yang besar untuk masyarakat, seperti memberikan contoh secara riil program yang akan dijalankan. Masyarakat juga harus dipahamkan mengenai dampak yang akan diperoleh dalam jangka panjang atau jangka pendek dari suatu program pemberdayaan.
Narasumber
: Faiz Aminuddin, MA
Reporter : M. Izzul Fahmi, M. Nasrullah & Lu’luil Maknun
Reporter : M. Izzul Fahmi, M. Nasrullah & Lu’luil Maknun