Pati 20 Oktober 2016, Pusat Studi Peace Promotion Fakultas Dakwah Institut
Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA), gelar pelatihan pendidikan perdamaian di Auditorium
2 kampus IPMAFA. Pelatihan ini bertemakan “Memberdayakan
Remaja Untuk Perdamaian”.Kegiatan ini di dukung penuh oleh Majlis Wakil
Cabang Nahdlatul ulama’ (MWC NU) Margoyoso sebagai rangkaian kegiatan
peringatan Hari Santri Nasional 22 Oktober.
Pusat Studi Peace
Promotion sebagai pelaksana, mengundang siswa-siswi tingkat Madrasah Aliyah
sederajat sekecamatan Margoyoso sebagai peserta. Kegiatan yang berlangsung mulai jam
08.00-14.30 WIB dan dihadiri oleh 30 siswa-siswi dan beberapa mahasiswa IPMAFA dipandu oleh 8 mahasiswa IPMAFA yang tergabung dalam tim fasilitator Peace
Promotion.
Dalam sambutannya
bapak Suhaili mewakili ketua MWC NU menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan
seperti ini patut didukung karena upayanya membangun kesadaran para santri
untuk menjadi muslim yang sholeh. “Kita (santri. Red) memang tidak
asing dengan pelajaran-pelajaran akhlak dan moral, tapi dalam praktiknya sangat
sulit sekali dilakukan.”Begitu bapak Suhaili beliau kepada para peserta
yang mayoritas berstatus santri.
Direktur Pusat
Studi Peace Promotion juga menyampaikan beberapa peran penting remaja yang
harus dikawal. “akses informasi yang begitu masiv begitu mudahnya dikonsumsi
oleh para remaja, ini harus kita antisipasi bersama supaya para remaja tidak
salah memilih dan melangkah”. Kekerasan dan radikalisme tidak bisa ditekan
hanya dengan peran aparat penegak hukum, melainkan juga gerakan-gerakan dari
bawah seperti Pusat Studi Peace Promotion.
Peace Promotion sebagai Pusat Studi yang aktif menyebarkan nilai
perdamaian, selalu berinovasi dalam setiap kegiatan yang dijalankan. mengingatbetapa
penting mengimplementasikan strategi kombinasi role model dan role playing,
mempromosikan secara masif para figur pemuda yang perlu diteladani, sehingga
diharapkan dapat mengkondisikan peran positif pemuda lainnya secara
proaktif. Training ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas karakter pemuda dan partisipasi pemuda dalam upaya membangun
budaya toleransi yang merupakan bagian integral untuk merealisasikan perdamaian.
Permainan Pecahkan Balon Prasangka
Untuk Menghapus Prasangka Terhadap Orang atau Kelompok Lain.
|
FGD berbagi pengalaman dan makna meminta maaf dan memaafkan |
Sesi foto bersama para peserta,
fasilitator dan derektur Pusat Studi.
|
Penyampaian materi “Nggak Gengsi
Memberi Maaf” oleh Fasilitator.
|