Menurut data BPS September
2016, angka kemiskinan mencapai 10% lebih atau sekitar 27 juta jiwa. Angka
sebesar itu tentu perlu dicarikan jalan keluar agar kondisi ekonomi masyarakat
Indonesia semakin membaik. Tetapi juga perlu dipahami bahwa tidak mungkin harapan
itu ditumpukan pada pemerintah saja untuk bisa menyelesaikan itu semua. Peran
serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam membantu mengurangi besarnya angka
kemiskinan tersebut. Skill dan mental kewirausahaan mutlak dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia secara umum.
Pandangan itu disampaikan Faiz
Aminuddin MA, Kepala Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) IPMAFA
dalam talkshow di Radio PAS FM Pati yang mengangkat tema kewirausahaan, Kamis
(08/06/2017). Pembahasan tentang kewirausahaan itu juga diisi narasumber muda
Farid Abbad, mahasiswa IPMAFA yang sekaligus penggerak kewirausahaan pemuda
desa Kajen Margoyoso Pati. Pembahasan tersebut sesuai tema talkshow yang mengangkat
“Kewirausahaan Sebagai Instrumen Kemajuan Bangsa”. Selain ema ini diambil untuk
lebih mengenalkan kampus IPMAFA sebagai salah satu perguruan tinggi yang konsen
di bidang entrepreneur.
Menurut Faiz, gerakan kewirausahaan
harus terus digalakkan kepada masyarakat mengingat angka masyarakat Indonesia
yang bergerak di dunia entrepreneur baru diangka 1,25 %. Angka tersebut jauh
bila dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang berada diangka 4-5 %,
bahkan sangat jauh dengan Korea Selatan, China, atau Jepang yang diangka 8-11
%.
“Untuk itulah, jihad dalam
konteks kekinian salah satunya adalah membuka lapangan pekerjaan. Dan kampus
IPMAFA bertekad untuk melahirkan sarjana-sarjana yang memiliki spirit
entrepreneur. Kita (IPMAFA) sudah pernah menjalin kerjasama dengan pihak
Ciputra Jakarta untuk melatih para dosen dan mahasiswa agar memiliki pemahaman
dan keberanian dalam mengaplikasikan kewirausahaan.” ujar alumnus Psikologi
Sosial UGM itu.
Sementara menurut Farid selaku
pelaku usaha menambahkan bahwa dunia entrepreneur adalah dunia keberanian,
makanya tidak banyak orang yang berani melangkahkan kakinya di dunia
entrepreneur, karena entrepreneurship penuh resiko. “Di situlah letak kenikmatannya.
Saya kira para remaja dan para mahasiswa harus berani memulai berentrepreneur
agar nantinya mereka sudah memiliki pengalaman berwirausaha, sehingga kedepan
mereka tidak ke sana kemari untuk mencari pekerjaan, bahkan kalau perlu justru
menjadi penyedia lapangan pekerjaan.” tuturnya.
Dengan paparannya yang menarik
selama talkshow, membuat banyak masyarakat bertanya dalam sesi tanya jawab.
Tidak sedikit mereka ingin mendapatkan jawaban terkait kiat-kiat entrepreneurship
dan persoalan-persoalan yang dihadapi seorang entrepreneur.
Talkshow ini terselenggara
atas kerjasama antara Panitia PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) IPMAFA 2017
dengan Radio PAS FM Pati dan berlangsung setiap hari Selasa dan kamis selama
Bulan Suci Ramadhan 1438 H. Talkshow yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dipandu oleh
Lensa Azelia dari PAS FM Pati. Bagi mahasiswa dan masyarakat yang ingin
mengikuti jalannya talkshow dapat menyimak di 101.00 FM pukul 09.00-10.00 wib
setiap hari selasa dan kamis selama bulan suci Ramadhan 1438.
0 Comments