Tumbuhkan Jiwa Wirausaha Dengan Gemar Berinovasi


Entrepreneur sejati tidak sekedar berjualan, tapi bagaimana menambah nilai dari suatu barang dengan inovasi produk, pemasaran, dan proses” tutur Ibu Sri Naharin MSI saat mengisi pelatihan Kewirausahaan di Balai Desa Purworejo dalam rangkaian acara Gebyar Kepemudaan Desa Purworejo (4/12/2017). Forum kepemudaan tersebut mengangkat tema “Spirit Pemuda memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW”.
Acara yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) ini bekerjasama dengan beberapa komunitas Pemuda Desa Purworejo diantaranya Karang Taruna, Ikatan Pemuda Masjid Darussalam (IPMD), ANSOR, dan Orang Indonesia (OI).
Sebelum pemaparan materi pelatihan kewirausahaan, Ismunardi SH selaku Kepala Desa Purworejo memberikan sambutan sekaligus cerita singkat perjalanannya berwirausaha untuk memantik para pemuda semangat dalam membangun usaha.
“Mungkin dahulu kalau saya hanya puas dengan bekerja sebagai kuli pada perusahaan tepung tapioka milik paman saya, maka saya tidak akan seperti saat ini yang memiliki perusahaan tepung tapioka sendiri”, paparnya
Lebih lanjut pada pemaparan materi, Naharin mengajak peserta untuk mengikuti jejak Ismunardi sebagai pelaku perintis usaha dari awal sampai mapan dengan memulai dari keberanian mengambil peluang dan kekuatan menghadapi tantangan. Beberapa yang menjadi penekanan dalam materi ini berkaitan dengan cara mengumpulkan gagasan atau ide untuk memulai bisnis yang dapat ditemukan dengan melihat suatu hal disekitar kita.
“Ide awal berwirausaha dapat kita temukan melalui empat sumber: dari jejaring keluarga serta teman dan keahliaan yang kita miliki, dari permintaan yang tak terpenuhi atau tak terpenuhi dengan baik atau pasokan yang di bawah standar, dari eksplorasi masalah-masalah yang diubah jadi peluang, dan dari hasrat terbesar passion seseorang yang kemudian dikembangkan jadi solusi kreatif untuk memecahkan masalah pelanggan”, terangnya.

              Di akhir paparan, Naharin menggambarkan dua klasifikasi manusia dalam mengarungi kehidupan melalui cerita fiktif ikan hiu yang berada pada aquarium dan hiu yang berada pada lautan bebas. Hiu yang berada pada aquarium akan memiliki kondisi berbeda jauh dari hiu di lautan, karena hiu aquarium akan hidup pada kondisi nyaman dengan makanan yang ada setiap dia membutuhkan tanpa hantaman kompetisi dengan hiu lain. Sedangkan hiu lautan bebas akan mengasah otak sedemikian runcingnya untuk menghadapi kompetisi keras setiap detik. Jika kita merasa berada seperti hiu Aquarium maka mulailah untuk keluar dari zona nyaman untuk menemukan jati diri sesungguhnya, telebih dalam membangun jiwa berwirausaha. (fiq) 

0 Comments