Kongres Nasional PMI Se-Indonesia: Jalin Persaudaraan Menuju Kemajuan

Sebagai tidak lanjut dari dua pertemuan sebelumnya yang diselenggarakan  di Jogja dan Jakarta, Badan Eksekutif Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (BEM Pro PMI) STAI Mathaliul Falah akhir bulan Mei ini turut berpartisipasi dalam gelaran Kongres Nasional Jurusan PMI se-Indonesia di UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Gelaran kongres ini dibuka dengan Seminar Nasional bertajuk “Korelasi Konsep Pengembangan Masyarakat dengan Konsep Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia” yang bertempat di auditorium kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam seminar yang dinarasumberi oleh Drs. Abu Hurairah, M.Si (akademisi) dan Dadan Dania (praktisi pemberdaya masyarakat) ini secara garis besar dijelaskan tentang bagaimana peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam proses pemberdayaan masyarakat berkelanjutan sebagai celah bagi para pemberdaya masyarakat untuk terus melanjutkan roda perjuangannya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa, kegiatan pemberdayaan masyarakat tidak bisa samasekali lepas dari faktor pendanaan meskipun itu bukan yang utama.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan gelaran Kongres Nasional yang merupakan agenda utama dalam rangkaian acara silaturrahim PMI se-Indonesia kali ini. Kongres Nasional yang bertempat di sebuah rumah peristirahatan di daerah Cileunyi, Bandung, ini dibuka dengan acara perkenalan dan ramah tamah antar peserta dari masing-masing kampus dari seluruh Indonesia sebelum masuk pada acara inti. Sehingga diharapkan, masing-masing peserta akan lebih lancar berkomunikasi guna menguatkan hubungan emosional yang kemudian diharapkan menjadi modal dasar dalam pergerakan FORKOMMASI (Forum Komunikasi Mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam se-Indonesia) ke depan.
Memasuki acara inti, peserta secara bersama melakukan refleksi mengenai permasalahan ke-PMI-an yang dialami oleh masing-masing kampus, meskipun pada perjalanannya belum ditemukan solusi konkret untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditemukan. Namun refleksi ini tidak bisa dikatakan percuma karena ia menjadi dasar dalam perumusan visi-misi FORKOMMASI yang digadang-gadang sebagai wadah pergerakan mahasiswa PMI se-Indonesia ini.
Selanjutnya, dirumuskan pula AD/ART organisasi berserta kelengkapannya yaitu GBHO (Garis Besar Haluan Organisasi) dan GBHK (Garis Besar Haluan Kerja) yang digunakan sebagai pijakan FORKOMMASI dalam bergerak menyelesaikan beragam permasalahan yang dialami oleh anggota serta masyarakat pada umumnya.
Namun lebih dari itu semua, penulis merasa bahwa dari rangkaian acara silaturrahim nasional ini ada banyak sekali manfaat lain yang didapatkan. Berupa semangat yang ditularkan, persaudaraan yang luar biasa erat, dan pemahaman bahwa: jumlah minor tak sepatutnya menjadi penghalang bagi kita untuk tetap berperan mayor. (wvq)

0 Comments