Catatan Harian Mahasiswa STAIMAFA Menuju Jepang

Berkunjung ke Jepang tentu menjadi pengalaman berharga bagi siapa saja. Negeri sakura itu sangat terkenal dengan kemajuan teknologi dan industrinya. Setidaknya itu yang dirasakan M. Akhwan Syafi’i, mahasiswa asal Pati, peserta program Jenesys 2.0 di Jepang tahun 2014. Akhwan adalah mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) STAIMAFA yang lolos menjadi peserta setelah penyaringan 2500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Berikut catatan perjalanan Akhwan menuju Jepang.
Kegiatan pertama kami diawali dengan pertemuan semua peserta JENESYS 2,0 di hotel Artotel, Jalan Sunda No. 3 Thamrin, Tanah Abang. Lokasinya tak jauh dari pusat perbelanjaan Sarinah sekaligus dekat dengan bundaran HI. Semua peserta berkumpul pada pkl 12.00. Inilah pertama kali kami bertemu sesama peserta JENESYS 2,0 Indonesia.
Meski dari perguruan tinggi yang berbeda-beda, kami langsung saling akrab dan membaur sebagai peserta JENESYS 2,0. Tidak ada rasa canggung untuk saling menyapa. Suasana perkenalan yang sangat mengesankan tentunya bertemu dengan teman-teman baru.
Selanjutnya kami mempersiapkan diri menuju Kedutaan Besar Jepang di Indonesia, kemudian kami bergegas menuju kediaman Duta Besar Jepang di Jakarta yang kebetulan tak jauh dari Artotel. Acara perdana ini diikuti oleh semua peserta dan penyelenggara program JENESYS 2,0, Japan International Coorporation Center (JICE).
JENESYS ini sangat menarik bagi kami karena sepenuhnya program ini didanai oleh pemerintah Jepang. Peserta hanya perlu mempersiapkan paspor dan mengisi formulir administratif sebagai syarat. Memang prosesnya cukup berat karena peserta harus lolos seleksi yang dilakukan tim PPIM UIN Syarif Hiddayatullah. Peserta yang daftar berjumlah 2500 mahasiswa, kemudian diseleksi menjadi 150, selanjutnya disaring kembali menjadi 96 peserta.
Duta Besar Jepang dalam sambutannya menyampaikan banyak terimakasih kepada peserta terpilih yang akan mengikuti kunjungan ke negara Jepang sehingga mengenal lebih dekat mengenai kehidupan masyarakat Jepang. Ia berharap peserta dapat mendapatkan pengalaman yang berbeda saat berkunjung ke sana sehingga dapat mempererat hubungan diplomatik antara Jepang-Indonesia.
Usai pertemuan dengan Dubes tersebut, kami kembali ke Hotel dan makan malam pada pkl 18.30 WIB. Paginya kami mesti bersiap-siap chek out dari Artotel pada pkl 12.00 WIB. Rutenya kami jalan-jalan dulu di kota Jakarta, Bundaran HI, Masjid Istiqlal Jakarta, dan pelabuhan Sunda Kelapa. Terakhir menuju Bandara Sukarno Hatta, kami take off pkl 20:57 menuju Bandara Narita Jepang.