Buku “Strategi Dakwah Kultural” Karya Mahasiswa PMI Dibedah di Auditorium Ipmafa


Para mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) patut berbangga karena mereka sudah mampu berkarya dengan menulis sebuah buku berjudul “Strategi Dakwah Kultural” yang ditulis para mahasiswa PMI semester 5. Buku yang ditulis di sela-sela perkuliahan itu dibedah di auditorium kampus Ipmafa, Jumat (22/1) kemarin.

Acara yang dikemas dalam acara “Launching dan Bedah Buku” diselenggarakan oleh mahasiswa Prodi PMI dan dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai daerah seperti Jogja, Kudus, Semarang dan bahkan Jakarta. Sebagai narasumber, sejumlah dosen dan peneliti dari kampus Ipmafa yaitu Dekan Fakultas Dakwah, Sri Naharin, M.Si dan Sholahuddin, MA, Kepala LPPM Ipmafa.

Buku yang membahas strategi dakwah tersebut adalah hasil penelitian mahasiswa PMI semester 5 yang merupakan tugas pada saat perkuliahan mereka.  “Mulanya buku ini adalah kumpulan dari tugas-tugas kuliah kami dalam mata kuliah Psikologi Dakwah. Kami ditugaskan untuk meneliti bagaimana khasanah keislaman itu berkembang di berbgai wilayah yang ada di Pati. Kemudian karena respon dari teman-teman sangat baik, dan setelah melakukan rundingan, akhirnya kami serius mendalami penelitian kami dengan menambahkan beberapa informasi dan memperkya bacaan. Ditambah dengan bimbingan langsung oleh Pak Faiz, akhirnya jadilah buku yang kita terbitkan ini.” tutur Farid, salah satu penulisnya.

Dari buku ini, pembaca akan mengetahui karakter dan pendekatan dakwah yang berkembang di berbagai wilayah Kabupaten Pati seperti pesisir, pesantren, daerah pegunungan dan lainnya. Buku tersebut menjelaskan tentang hal praktis terkait dengan strategi dakwah yang relevan. “Di era modern seperti ini, dakwah bukan lagi dimaknai sebagai retorika, teapi juga sebagai alat perubahan” jelas Faiz Aminuddin dalam sambutannya.

Dalam paparannya, Sri Naharin menyampaikan bahwa dakwah merupakan bagian dari transformasi social. Maka dibutuhkan praktisi dakwah atau da’i yang punya motivasi tinggi dan memahami betul apa yang dibutuhkan masyarakat. Seorang dai juga harus mampu mengukur sejauh mana pesan-pesan dakwah itu dapat dipahami oleh masyarakat.

Sementara Sholahuddin menegaskan betapa pentingnya buku-buku dakwah seperti ini agar para pemuda sekarang khususnya mahasiswa tidak terjerumus pada kelompok atau organisasi ekstrim yang banyak mengancam keutuhan NKRI.

Acara berlangsung lancar dengan dihadiri sejumlah dosen di lingkungan kampus Ipmafa seperti kamilia Hamidah, Direktur Pusat Studi Peace Promotion, Umdatul Baroroh, Direktur Pusat Fiqh Sosial Institute, para santri, dan mahasiswa. Acara dimeriahkan dengan pemberian doorprize dan kenang-kenangan kepada peserta yang hadir.