Tingginya angka kemiskinan
dan kurang tepatnya sasaran progam-program pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan menjadi pembahasan dalam diskusi mingguan Fakultas Dakwah Ipmafa
(19/1). Diskusi ini diikuti oleh para mahasiswa prodi PMI dan KPI yang concern di
bidang pemberdayaan masyarakat.
Proses diskusi dibimbing oleh
Faiz Aminuddin,MA, Kaprodi PMI yang sekaligus dosen mahasiwa. Faiz memandu arah
diskusi agar dikusi berjalan sesuai visi-misi Prodi yakni pengembangan
masyarakat. Ia menegaskan bahwa masyarakat yang berada pada garis kemiskinan di
Indonesia berjumlah tiga belas juta orang.
Fakta ini disebabkan oleh faktor pendidikan yang relatif rendah. Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang berpendapat bahwa pendapatan yang rendah cenderung berkesimpulan untuk tidak menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi.
Faiz
juga menjelaskan faktor lain sebagai penyebab kemiskian yakni kualitas
kesehatan. “Jika kondisi fisik lemah, maka seseorang tidak akan mampu bekerja
secara maksimal sehingga banyak kesempatan yang terlewatkan.” Jelasnya.
Selanjutnya,
faktor ketiga adalah terbatasnya lapangan pekerjaan agar dapat menyerap tenaga
kerja. Bagi individu yang mempunyai skill mumpuni, lapangan kerja akan selalu terbuka
lebar. Tetapi bagi yang skillnya di bawah rata-rata tentu peluang lapangan
kerjanya semakin menyempit. Diskusi ini cukup menarik karena diisi dengan
penyampaian pendapat, argumentasi dan tanya jawab antar peserta.
Salah
satu hal penting yang dihasilkan dalam diskusi tersebut adalah segala progam pemberdayaan ekonomi yang
diberikan kepada masyarakat membutuhkan pendampingan secara intensif. Pendampingan
ini meliputi proses produksi, packaging, dan penjualan sehingga mereka tidak
kebingungan ketika memasarkan produk tersebut.