Mahasiswa
Pengembangan Masyarkat Islam (PMI) semester 5 Institut Pesantren Mathali’ul Falah
(IPMAFA) menggelar kegiatan Gebyar Kepemudaan sebagai praktik lapangan dalam mata kuliah Teknik Pengembangan
Networking dan Fundrising (TPNF). Untuk mempermudah koordinasi dan
kelancaran program maka dibentuk tim yang diketuai oleh seorang mahasiswa
bernama Zahrotun Nafisah.
Dalam pelaksanaannnya, tim tersebut bekerjasama dengan
Ikatan Pemuda Masjid Darussalam (IPMD) Soneyan Purworejo untuk menyelenggarakan sejumlah program yang sifatnya
pengembangan masyarakat.
Kegiatan dengan tema “Revolusi Pemuda
Menyongsong Masa Depan”
ini direncanakan secara
matang oleh mahasiswa PMI V dan IPMD Soneyan sejak dua
bulan terakhir sehingga pada
akhirnya dapat terlaksana pada tanggal 15-17 desember 2016 kemarin.
Kegiatannya meliputi Training of
Enterpreneur yang terlaksana
pada hari
Jum’at (15/12) dan diikuti oleh para pemuda desa Purworejo, mahasiswa PMI dan permuda Karangtaruna Satria Purworejo.
Pada hari
berikutnya dilanjutkan dengan kegiatan Training of Organization di masjid
Darussalam Dukuh Sonyean Desa
Purworejo. Kegiatan ini sebagai upaya mengembangkan kapasitas para pemuda terutama
komunitas pemuda di lingkungan IPMD.
Selanjutnya di hari ketiga diadakannya bakti sosial
berupa kegiatan donor darah yang berlangsung pada siang hari. Tercatat ada 40
kantong darah dapat terkumpul dari aksi tersebut. Pesertanya terdiri dari mahasiswa
IPMAFA, para Pemuda desa Purworejo serta masyarakat umum desa setempat.
Di puncak acara diselengarakan gebyar kepemudaan
Soneyan yang diisi
dengan Sholawatan dan Pengajian Umum memperingati maulid Nabi. Pengajian ini dimeriahkan oleh kelompok
rebana Assalam dan KH Thoha Ismail sebagai pemberi Mauidloh
Hasanah.
Praktik lapangan
yang berbentuk kegiatan bersama masyarakat ini dilakukan penuh semangat oleh
para mahasiswa. “Kegiatan ini, selain
untuk mengaplikasikan teori yang kita dapat dikelas, juga sebagai langkah awal
kita menggandeng dan menyapa masyarakat. Sebagai mahasiswa dalam bidang sosial
kemasyarakatan, kita dituntut banyak belajar di lapangan, mengasah kepekaan
kita terhadap fenomena yang ada di masyarakat” tutur Nihayatuzzain
salah satu mahasiswa PMI V.
Kamilia Hamidah selaku dosen pengampu mata
kuliah TPNF mengapresiasi perjuangan mahasiswa. Menurutnya yang terpenting dalam
kegiatan ini adalah prosesnya, bukan hasilnya. “Pelajaran penting terkait dengan jejaring adalah bagaimana kita
dapat membantu pihak lain dan memberikan sumbangsih kepada mereka, bukan melulu
bagaimana mencari bantuan dan dana untuk kita sendiri” jelasnya.
Selama proses
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini, mahasiswa mengalami banyak hambatan
dan kendala, diantaranya terkait persiapan mengenai segala sarana yang dibutuhkan, mulai dari
mediasi, penggalangan dana dan penyusunan kepanitiaan. Disisi lain, faktor
komunikasi dan menejemen waktu menjadi permasalahan yang cukup serius mengingat
hampir separuh dari 19 mahasiswa PMI V menjadi pengurus Lembaga Kemahasiswaan.