Belajar Pengelolaan dan Penanganan Limbah, Mahasiswa PMI Kunjungi PG Trangkil

Foto bersama Kuliah Lapangan Mahasiswa Prdi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) IPMAFA dengan Divisi Humas PG Trangkil pada Sabtu, 10/6/23.

Redaksi IPMAFA – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai pengelolaan dan penanganan limbah pabrik, mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati kembali diterjunkan dalam kegiatan kuliah lapangan di Pabrik Gula (PG) Trangkil pada Sabtu (10/06/23) lalu.

Dosen Pengampu Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Siswanto, M.Sos, mengatakan manfaat lain dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu berfikir kritis dalam menyikapi setiap isu maupun fenomena yang terjadi.

Menurutnya, pemilihan lokasi kuliah lapangan ini sangat tepat melihat isu pencemaran lingkungan di tengah-tengah masyarakat selalu menjadi polemik perusahaan.

“Tentunya perusahaan harus bisa mengklarifikasi, memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, agar isu pencemaran lingkungan tidak semakin melebar luas,” terang Siswanto.

Siswanto menambahkan keberadaan pabrik tak lepas dari polemik. Satu sisi memberikan manfaat terhadap masyarakat sekitar dengan adanya rekrutmen karyawan, dimana hal ini memberikan kontribusi positif dalam mengurai angka pengangguran dan kemiskinan.

Namun pada sisi lain, juga menimbulkan dampak negatif, misalnya pembuangan limbah ke sungai. Sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

“Maka dengan ini mahasiswa diharapkan nantinya mampu memberikan edukasi kepada masyarakat, bukan sebaliknya malah memberikan informasi sepihak yang berdampak negatif bagi kemaslahatan bersama,” katanya.

Dosen pengampu Mata Kuliah AMDAL, Siswanto, M.Sos, menyerahkan sertifikat penghargaan kuliah lapangan kepada Divisi Humas, PG Trangkil, Putra pada Sabtu, 10/6/23.
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa berkesempatan melihat secara langsung lokasi PG Trangkil, proses penggilingan tebu, hingga menjadi gula siap edar.

Mahasiswa juga berkesempatan mendapatkan materi langsung mengenai AMDAL dari Putra, selaku Tim Divisi Humas PG Trangkil, sekaligus meninjau langsung kondisi sungai yang menjadi aliran pembuangan limbah.

Menanggapi isu yang beredar, Putra menjelaskan munculnya bau menyengat dan adanya kerusakan lingkungan yang disebabkan dari pembuangan limbah dari PG Trangkil tidak lain karena banyaknya sampah yang menumpuk dan muntah ke sungai, sehingga menyebabkan aliran limbah PG Trangkil tersendat dan mengendap.

“Dari situlah masyarakat melabeli kalau limbah PG Trangkil berdampak terhadap munculnya bau tidak sedap dan merusak lingkungan,” terang Putra.

Putra menambahkan limbah penggilingan tebu di PG Trangkil terdapat dua jenis. Pertama limbah cair yang lolos uji laboratorium dan aman jika dibuang di sungai.

Kedua limbah ampas yang dapat dikelola dan dimanfaatkan menjadi pelet, sehingga bisa diproduksi dan mendapatkan nilai tambah tersendiri untuk perusahaan.

“Bahkan dari produksi pelet tersebut bisa diekspor ke luar negeri, yakni Japan,” pungkas Putra (Siswanto/Nis-03/Uha-01)

0 Comments