Kegiatan ini merupakan respons terhadap kekeringan yang melanda Kabupaten Pati sejak dua bulan terakhir, yang telah mengakibatkan kesulitan akses air bersih di beberapa wilayah pedesaan. Sebanyak 10.000 liter air bersih disalurkan ke lima desa yang paling terdampak, yaitu Desa Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Jakenan.
M. Siddiq, Ketua KSPPS BMT USB, menjelaskan, "BMT USB berkomitmen untuk berkontribusi tidak hanya dalam layanan keuangan syariah, tetapi juga dalam kegiatan sosial. Melalui sinergi ini, kami berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan."
Dwi Erza Arasta, koordinator mahasiswa PMI IPMAFA, menambahkan, "Kegiatan ini merupakan implementasi ilmu yang kami pelajari di kampus. Kami merasa terpanggil untuk membantu masyarakat, terutama dalam situasi krisis air seperti sekarang."
Ibu Sutiah (45), warga Desa Sukolilo, menyatakan rasa syukurnya, "Alhamdulillah, bantuan air ini sangat membantu kami. Sudah sebulan ini kami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari."
Sebagai tindak lanjut, KSPPS BMT USB dan mahasiswa PMI IPMAFA berencana melakukan pemetaan sumber daya air dan mengembangkan program pengelolaan air yang lebih berkelanjutan di desa-desa tersebut. "Kami akan melakukan studi kelayakan untuk pembangunan sumur bor dan sistem distribusi air yang lebih efisien," ujar M. Siddiq.
Melalui kerja sama ini, KSPPS BMT USB dan mahasiswa PMI IPMAFA menunjukkan bahwa sinergi antara lembaga keuangan syariah dan institusi pendidikan dapat memberikan dampak signifikan bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi permasalahan sosial yang mendesak seperti krisis air bersih. (Sis)
0 Comments